Minggu, 01 Maret 2009

Siapa Pencetak Gol ke-200?


SUDAH tiga musim Sriwijaya FC tampil dipentas sepakbola Indonesia. Kali pertama tampil pada 5 Maret 2005 pada putaran I divisi utama Liga Indonesia (Ligina) XI. Di dua event besar, tim berjuluk Laskar Wong Kito tidak pernah absen. Baik di divisi utama (hingga Indonesia Super League ), maupun Copa Dji Sam Soe (CDSSI) yang telah memasuki musim ke-4.Meski kerap tidak terdekteksi, tapi sepanjang berkiprah disepakbola nasional, SFC telah mencetak 199 gol disemua ajang. Artinya, hanya butuh satu gol lagi untuk mencetak tinta emas gol ke-200.Sebelumnya, sejarah emas sudah diukir mantan kapten SFC yang kini telah pensiun Carlos Renato Elias. Libero kelahiran Brasil, 22 Agustus 1972 pernah mencetak gol ke-100 sepanjang sejarah gol tim double winners.Tepatnya saat mengalahkan Persib 1-0 di stadion Siliwangi, Bandung, pada 27 November 2007. Gol ke-100 memang istimewa. Tapi, ada satu yang lebih istimewa lagi. Gol Renato meloloskan SFC ke babak 8 besar nasional.

Dampak dari gol ke-100 tersebut banyak. SFC akhirnya menuntaskan perjalanan mereka dimusim 2007/2008 sebagai kampiun. Termasuk satu gelar lagi sebagai juara CDSSI III, juga di 2007/2008.
Berbeda dengan Persib waktu itu. Kekalahan atas Sriwijaya di kandang sendiri, coach Arcan Iurie (sekarang Persebaya Surabaya), langsung didepak satu jam usai pertandingan. Persib pun dicemooh habis-habisan.
Semua pemain SFC punya kesempatan mencetak gol ke-200. Tak hanya striker, tapi bisa midfielder, wingers, hinga defender. Tapi, kesempatan paling besar jelas pada striker.
Mereka adalah Ngon a Djam, Keith Kayamba, atau Budi Sudarsono. Tapi, tidak menutup kemungkinan dilakukan pemain lain. Toh, defender Charis Yulianto juga bisa mencetak gol.
"Saya tidak tahu berapa gol Sriwijaya. Bagi saya urusan ke-100 atau ke-200 itu nomor dua. Yang penting, saya bisa memberi kemenangan pada tim ini," terang Budi Sudarsono.
Berbeda dengan Ngon a Djam. Striker asal Liberia, sangat bernafsu mencetak gol away. Dia makin penasaran. Sebab, baru satu gol away yang dibukukannya. " Kalau kami bermain seperti dua laga terakhir, kami akan menang dengan mencetak banyak gol," tukas Ngon. (mg2)

Peran Zah Rahan


GERAK Ngon a Djam sudah pasti bakal dijaga ketat Persita. Sebab, striker Sriwijaya FC yang mengemas 15 gol dinilai paling berbahaya. Apalagi statistika gol away pria kelahiran 24 Januari 1980 belum meyakinkan.
Meski 15 gol, Ngon hanya mencetak satu gol away saja. Tepatnya saat menghajar PSIS Semarang 2-1 pada 9 Oktober 2008. Satu gol SFC lainnya dibukukan Zah Rahan. Nah, disaat Ngon tak banyak berkutik, coach SFC Rahmad Darmawan punya strategi lain. Ngon hanya dijadikan sebagai target man. Sementara, goal getter sesungguhnya diemban Zah Rahan Krangar dan Keith Kayamba Gumbs. Plus Budi Sudarsono.
"Zah Rahan dan Kayamba bisa meng-cover Ngon. Mereka yang akan bekerja lebih ektra disaat Ngon jadi prioritas lawan," ungkap Rahmad Darmawan, kemarin (28/2).
"Redup" di laga home, tapi tidak dilaga away. Zah dan Kayamba jauh lebih moncer dari Ngon. Putaran I lalu, Zah Rahan mencetak 8 gol. Lima diantaranya gol away.
Masing-masing dua gol saat mengalahkan Persiba Balikpapan 1-3 pada 18 Agustus 2008. Satu saat mengalahkan PSM Makasar 2-1 pada 26 September 2008. Satu lagi saat mengalahkan PSIS Semarang 2-1 pada 6 Oktober 2008. Serta satu saat kalah 1-2 dari Pelita Jaya Jabar pada 9 Oktober 2008.
Kolaborasi dengan Kayamba bisa apik. Sebab, Kayamba sendiri kerap beruntung dilaga away. Sama seperti Zah Rahan, Kayamba juga mengemas 8 gol. Tiga diantaranya gol away. Yaitu satu saat kalah 1-2 dari Bontang PKT pada 15 Agustus 2008. Satu saat menang 2-1 atas PSM Masakar (26/9/08), serta satu saat kalah 1-2 dari Arema Malang pada 27 Oktober 2008.
"Tapi, saya harap Ngon bisa mencetak gol away-nya lagi. Tim makin kompak. Ngon sendiri sudah membuktikan produktifitasnya dibanyak laga home," sambung pelatih 42 tahun.
Tapi, beban gol bukan hanya pada Zah Rahan dan Kayamba disaat Ngon "mati". Toh, Budi Sudarsono dan Obiora Richard bisa tampil lebih dingin. Meski tujuh laga terakhir Obiora kehilangan sentuhan. Namun, pemain kelahiran Nigeria 4 April 1986, masih bisa diharapkan.
Buktinya ada. Obi-sapaan karibnya, memberikan andil 4 gol. Satu diantaranya gol away, yang dicetak saai imbang 1-1 lawan Deltras Sidoarjo pada 21 September 2008.
Meski belum fit seratus persen, namun Rahmad memasukkan nama Obiora pada daftar pemain yang diboyong ke Bandung dan Jepara. "Kondisi Obiora membaik. Oktavianus pun tidak sakit lagi. Ini jelas keuntungan bagi kami. Saya pribadi, bisa lebih variatif menerapkan strategi," pungkas pelatih asal Metro, Lampung. (mg2)

Bakar Siliwangi!


Siaran Langsung ANTV Pukul 19.00 WIB
Persita v Sriwijaya


BANDUNG - Persita Tangerang, termasuk salah satu tim terburuk di Indonesia Super League (ISL) 2008/2009. Dari 22 laga, hanya tiga kali meraup kemenangan. Sisanya 6 seri serta 13 kalah, terburuk di antara kontestan lainnya. Namun, Sriwijaya FC (SFC) tetap patut waspada. Sebab, tim berjuluk Pendekar Cisadane ini akan bermain “habis-habisan” demi lepas dari jerat degradasi.Duel pekan ke-22 yang berlangsung di Stadion Siliwangi, Bandung, malam nanti pukul 19.00 WIB (rencana live ANTV), ibarat peperangan antara David versus Goliath. Laskar Wong Kito--julukan SFC--adalah David. Persita jadi Goliath-nya. Sebab, perbedaan power kedua tim sangat timpang.Di atas kertas, tim asuhan Rahmad Darmawan bisa menghajar Persita dengan selisih lebih dari tiga gol. Toh, materi pemain SFC gemerlap di segala lini. Persita hanya mendapat “ampasnya” saja. Tapi, sepak bola sulit diprediksi. Rahmad sendiri mengklaim bahwa tidak mudah mengalahkan Persita.“Persita lebih bugar. Sementara, kondisi kami sangat lelah pascapadatnya laga yang harus kami jalani. Itu justru jadi keuntungan Persita,” terang Rahmad Darmawan, kemarin (28/2).

SFC juga sebenarnya timpang. Toh, mereka dipastikan tidak diperkuat kiper utama Ferry “FR-12” Rotinsulu yang terbekap cedera. Bahkan, midfielder Obiora Richard pun belum 100 persen fit.
Tapi, Rahmad bisa tersenyum. Amunisinya bertambah lagi pascasembuhnya Oktavianus. Meski belum masuk starting eleven, tapi pemain berjuluk “Si Belut” bisa diharapkan meng-cover Obiora. Bahkan, Dede Sulaiman yang diplot mengganti FR-12, mulai menemukan performa terbaiknya.
“Saya lebih mudah merotasi pemain. Jujur, kondisi pemain fresh itu sebenarnya ada pada Persita,” sambung pelatih asal Metro, Lampung, ini.
Hanya saja, kemenangan menjadi harga mati. Christian Worabay dkk memang wajib menang. Sebab, dua pesaing terberat Persipura Jayapura dan Persija Jakarta juga makin eksis. “Satu yang kami pikirkan saat ini. Yaitu kami bisa menang terus, sementara Persipura dan Persija bisa tergelincir,” seloroh defender SFC Ambrizal.
Trio jugador Ngon a Djam, Keith Kayamba, dan Budi Sudarsono masih jadi pilihan terbaik. Laga terakhir lawan Persib Bandung pada babak 16 besar Copa Dji Sam Soe Indonesia (CDSSI) IV, trio ini pula yang mencetak gol kemenangan. “Saya akan tambah gol saya. Terutama gol away. Itu makin membuat penasaran,” tandas Ngon a Djam.
Sebagai tuan rumah, Persita tidak merasa diuntungkan. Sebab, Siliwangi bukanlah home base sebenarnya. Skuadra Zaenal Abidin hanya sebuah tim nomaden alias musafir. Yaitu selalu pindah-pindah home base. “Kami ditinggalkan suporter sendiri (La Viola, red). Namun, sisa semangat kami masih ada. Kami pasti akan menekan Sriwijaya,” tukas Zaenal Abidin.
Meski lebih bugar, tapi pertahanan Persita timpang. Defender Bruno Casimir absen karena akumulasi kartu. Hanya, Zaenal menganggap itu bukan problem. Sebab, dia percaya dengan trio Sunar Sulaiman, Antoni Placide, dan Agus Salim. “Intinya, kami akan bertarung mendominasi lini tengah. Saya tahu, jika kami menguasai, maka kami akan keluar sebagai pemenang,” tandasnya.
Siliwangi ibarat tempat netral. Bagi SFC itu menguntungkan. Dua musim terakhir, di Siliwangi berkembang mitos. Bahwa, tim tuan rumah tidak akan menang jika bermain di malam hari.
Persita sudah mengalaminya. Saat menjamu Persik Kediri di Siliwangi, Jumat, 12 Juli 2008, mereka kalah 0-2. Mitos makin kuat, justru melihat statistika laga malam sang empunya stadion, Persib Bandung.
Statistika 2007 lalu, rekor laga malam Persib buruk sekali. Kutukan bermula saat menjamu PSMS Medan (7/4). Persib yang biasanya mudah mencetak gol di Siliwangi dapat ditahan 0-0.
Kutukan main malam kembali berlanjut saat Persib menjamu Persijap (19/6) di Copa. Setelah ditahan imbang 0-0 selama 120 menit, Persib takluk 3-4 oleh tim tamu melalui adu penalti.
Pada 19 Agustus Persib kembali harus bertanding malam hari saat menjamu PSIS. Hasilnya sangat buruk. Walau menguasai jalannya pertandingan, tuan rumah kalah 0-1. “Saya tidak percaya mitos. Tapi, pada laga ini saya berharap mitos itu benar,” gurau Dirut PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM), Dodi Reza Alex.(mg2)
MER-C PEDULI PALESTINA