Minggu, 01 Maret 2009

Siapa Pencetak Gol ke-200?


SUDAH tiga musim Sriwijaya FC tampil dipentas sepakbola Indonesia. Kali pertama tampil pada 5 Maret 2005 pada putaran I divisi utama Liga Indonesia (Ligina) XI. Di dua event besar, tim berjuluk Laskar Wong Kito tidak pernah absen. Baik di divisi utama (hingga Indonesia Super League ), maupun Copa Dji Sam Soe (CDSSI) yang telah memasuki musim ke-4.Meski kerap tidak terdekteksi, tapi sepanjang berkiprah disepakbola nasional, SFC telah mencetak 199 gol disemua ajang. Artinya, hanya butuh satu gol lagi untuk mencetak tinta emas gol ke-200.Sebelumnya, sejarah emas sudah diukir mantan kapten SFC yang kini telah pensiun Carlos Renato Elias. Libero kelahiran Brasil, 22 Agustus 1972 pernah mencetak gol ke-100 sepanjang sejarah gol tim double winners.Tepatnya saat mengalahkan Persib 1-0 di stadion Siliwangi, Bandung, pada 27 November 2007. Gol ke-100 memang istimewa. Tapi, ada satu yang lebih istimewa lagi. Gol Renato meloloskan SFC ke babak 8 besar nasional.

Dampak dari gol ke-100 tersebut banyak. SFC akhirnya menuntaskan perjalanan mereka dimusim 2007/2008 sebagai kampiun. Termasuk satu gelar lagi sebagai juara CDSSI III, juga di 2007/2008.
Berbeda dengan Persib waktu itu. Kekalahan atas Sriwijaya di kandang sendiri, coach Arcan Iurie (sekarang Persebaya Surabaya), langsung didepak satu jam usai pertandingan. Persib pun dicemooh habis-habisan.
Semua pemain SFC punya kesempatan mencetak gol ke-200. Tak hanya striker, tapi bisa midfielder, wingers, hinga defender. Tapi, kesempatan paling besar jelas pada striker.
Mereka adalah Ngon a Djam, Keith Kayamba, atau Budi Sudarsono. Tapi, tidak menutup kemungkinan dilakukan pemain lain. Toh, defender Charis Yulianto juga bisa mencetak gol.
"Saya tidak tahu berapa gol Sriwijaya. Bagi saya urusan ke-100 atau ke-200 itu nomor dua. Yang penting, saya bisa memberi kemenangan pada tim ini," terang Budi Sudarsono.
Berbeda dengan Ngon a Djam. Striker asal Liberia, sangat bernafsu mencetak gol away. Dia makin penasaran. Sebab, baru satu gol away yang dibukukannya. " Kalau kami bermain seperti dua laga terakhir, kami akan menang dengan mencetak banyak gol," tukas Ngon. (mg2)

Peran Zah Rahan


GERAK Ngon a Djam sudah pasti bakal dijaga ketat Persita. Sebab, striker Sriwijaya FC yang mengemas 15 gol dinilai paling berbahaya. Apalagi statistika gol away pria kelahiran 24 Januari 1980 belum meyakinkan.
Meski 15 gol, Ngon hanya mencetak satu gol away saja. Tepatnya saat menghajar PSIS Semarang 2-1 pada 9 Oktober 2008. Satu gol SFC lainnya dibukukan Zah Rahan. Nah, disaat Ngon tak banyak berkutik, coach SFC Rahmad Darmawan punya strategi lain. Ngon hanya dijadikan sebagai target man. Sementara, goal getter sesungguhnya diemban Zah Rahan Krangar dan Keith Kayamba Gumbs. Plus Budi Sudarsono.
"Zah Rahan dan Kayamba bisa meng-cover Ngon. Mereka yang akan bekerja lebih ektra disaat Ngon jadi prioritas lawan," ungkap Rahmad Darmawan, kemarin (28/2).
"Redup" di laga home, tapi tidak dilaga away. Zah dan Kayamba jauh lebih moncer dari Ngon. Putaran I lalu, Zah Rahan mencetak 8 gol. Lima diantaranya gol away.
Masing-masing dua gol saat mengalahkan Persiba Balikpapan 1-3 pada 18 Agustus 2008. Satu saat mengalahkan PSM Makasar 2-1 pada 26 September 2008. Satu lagi saat mengalahkan PSIS Semarang 2-1 pada 6 Oktober 2008. Serta satu saat kalah 1-2 dari Pelita Jaya Jabar pada 9 Oktober 2008.
Kolaborasi dengan Kayamba bisa apik. Sebab, Kayamba sendiri kerap beruntung dilaga away. Sama seperti Zah Rahan, Kayamba juga mengemas 8 gol. Tiga diantaranya gol away. Yaitu satu saat kalah 1-2 dari Bontang PKT pada 15 Agustus 2008. Satu saat menang 2-1 atas PSM Masakar (26/9/08), serta satu saat kalah 1-2 dari Arema Malang pada 27 Oktober 2008.
"Tapi, saya harap Ngon bisa mencetak gol away-nya lagi. Tim makin kompak. Ngon sendiri sudah membuktikan produktifitasnya dibanyak laga home," sambung pelatih 42 tahun.
Tapi, beban gol bukan hanya pada Zah Rahan dan Kayamba disaat Ngon "mati". Toh, Budi Sudarsono dan Obiora Richard bisa tampil lebih dingin. Meski tujuh laga terakhir Obiora kehilangan sentuhan. Namun, pemain kelahiran Nigeria 4 April 1986, masih bisa diharapkan.
Buktinya ada. Obi-sapaan karibnya, memberikan andil 4 gol. Satu diantaranya gol away, yang dicetak saai imbang 1-1 lawan Deltras Sidoarjo pada 21 September 2008.
Meski belum fit seratus persen, namun Rahmad memasukkan nama Obiora pada daftar pemain yang diboyong ke Bandung dan Jepara. "Kondisi Obiora membaik. Oktavianus pun tidak sakit lagi. Ini jelas keuntungan bagi kami. Saya pribadi, bisa lebih variatif menerapkan strategi," pungkas pelatih asal Metro, Lampung. (mg2)

Bakar Siliwangi!


Siaran Langsung ANTV Pukul 19.00 WIB
Persita v Sriwijaya


BANDUNG - Persita Tangerang, termasuk salah satu tim terburuk di Indonesia Super League (ISL) 2008/2009. Dari 22 laga, hanya tiga kali meraup kemenangan. Sisanya 6 seri serta 13 kalah, terburuk di antara kontestan lainnya. Namun, Sriwijaya FC (SFC) tetap patut waspada. Sebab, tim berjuluk Pendekar Cisadane ini akan bermain “habis-habisan” demi lepas dari jerat degradasi.Duel pekan ke-22 yang berlangsung di Stadion Siliwangi, Bandung, malam nanti pukul 19.00 WIB (rencana live ANTV), ibarat peperangan antara David versus Goliath. Laskar Wong Kito--julukan SFC--adalah David. Persita jadi Goliath-nya. Sebab, perbedaan power kedua tim sangat timpang.Di atas kertas, tim asuhan Rahmad Darmawan bisa menghajar Persita dengan selisih lebih dari tiga gol. Toh, materi pemain SFC gemerlap di segala lini. Persita hanya mendapat “ampasnya” saja. Tapi, sepak bola sulit diprediksi. Rahmad sendiri mengklaim bahwa tidak mudah mengalahkan Persita.“Persita lebih bugar. Sementara, kondisi kami sangat lelah pascapadatnya laga yang harus kami jalani. Itu justru jadi keuntungan Persita,” terang Rahmad Darmawan, kemarin (28/2).

SFC juga sebenarnya timpang. Toh, mereka dipastikan tidak diperkuat kiper utama Ferry “FR-12” Rotinsulu yang terbekap cedera. Bahkan, midfielder Obiora Richard pun belum 100 persen fit.
Tapi, Rahmad bisa tersenyum. Amunisinya bertambah lagi pascasembuhnya Oktavianus. Meski belum masuk starting eleven, tapi pemain berjuluk “Si Belut” bisa diharapkan meng-cover Obiora. Bahkan, Dede Sulaiman yang diplot mengganti FR-12, mulai menemukan performa terbaiknya.
“Saya lebih mudah merotasi pemain. Jujur, kondisi pemain fresh itu sebenarnya ada pada Persita,” sambung pelatih asal Metro, Lampung, ini.
Hanya saja, kemenangan menjadi harga mati. Christian Worabay dkk memang wajib menang. Sebab, dua pesaing terberat Persipura Jayapura dan Persija Jakarta juga makin eksis. “Satu yang kami pikirkan saat ini. Yaitu kami bisa menang terus, sementara Persipura dan Persija bisa tergelincir,” seloroh defender SFC Ambrizal.
Trio jugador Ngon a Djam, Keith Kayamba, dan Budi Sudarsono masih jadi pilihan terbaik. Laga terakhir lawan Persib Bandung pada babak 16 besar Copa Dji Sam Soe Indonesia (CDSSI) IV, trio ini pula yang mencetak gol kemenangan. “Saya akan tambah gol saya. Terutama gol away. Itu makin membuat penasaran,” tandas Ngon a Djam.
Sebagai tuan rumah, Persita tidak merasa diuntungkan. Sebab, Siliwangi bukanlah home base sebenarnya. Skuadra Zaenal Abidin hanya sebuah tim nomaden alias musafir. Yaitu selalu pindah-pindah home base. “Kami ditinggalkan suporter sendiri (La Viola, red). Namun, sisa semangat kami masih ada. Kami pasti akan menekan Sriwijaya,” tukas Zaenal Abidin.
Meski lebih bugar, tapi pertahanan Persita timpang. Defender Bruno Casimir absen karena akumulasi kartu. Hanya, Zaenal menganggap itu bukan problem. Sebab, dia percaya dengan trio Sunar Sulaiman, Antoni Placide, dan Agus Salim. “Intinya, kami akan bertarung mendominasi lini tengah. Saya tahu, jika kami menguasai, maka kami akan keluar sebagai pemenang,” tandasnya.
Siliwangi ibarat tempat netral. Bagi SFC itu menguntungkan. Dua musim terakhir, di Siliwangi berkembang mitos. Bahwa, tim tuan rumah tidak akan menang jika bermain di malam hari.
Persita sudah mengalaminya. Saat menjamu Persik Kediri di Siliwangi, Jumat, 12 Juli 2008, mereka kalah 0-2. Mitos makin kuat, justru melihat statistika laga malam sang empunya stadion, Persib Bandung.
Statistika 2007 lalu, rekor laga malam Persib buruk sekali. Kutukan bermula saat menjamu PSMS Medan (7/4). Persib yang biasanya mudah mencetak gol di Siliwangi dapat ditahan 0-0.
Kutukan main malam kembali berlanjut saat Persib menjamu Persijap (19/6) di Copa. Setelah ditahan imbang 0-0 selama 120 menit, Persib takluk 3-4 oleh tim tamu melalui adu penalti.
Pada 19 Agustus Persib kembali harus bertanding malam hari saat menjamu PSIS. Hasilnya sangat buruk. Walau menguasai jalannya pertandingan, tuan rumah kalah 0-1. “Saya tidak percaya mitos. Tapi, pada laga ini saya berharap mitos itu benar,” gurau Dirut PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM), Dodi Reza Alex.(mg2)

Jumat, 27 Februari 2009

Dobrak Dede Sulaiman !


SRIWIJAYA FC melakoni dua away Indonesia Super League (ISL) dengan kondisi pincang. Sebab, kiper utama Ferrry Rotinsulu dipastikan absen sepekan. Pria kelahiran Palu, Sulteng, 28 Desember 1982 cedera kaki-kiri.
Bahkan, kiper timnas Merah Putih tidak tampil saat Laskar Wong Kito (julukan SFC) menghajar Persib Bandung 3-1 (3-0) pada babak 16 besar Copa Dji Sam Soe Indonesia (CDSSI) IV, kemarin (26/2).
"Dia (Ferry Rotinsulu, red), salah jatuh saat mengenakan sepatu baru. Sekarang, baru terasa sakitnya. Kondisinya tidak memungkinkan untuk kami bawa," jelas coach Rahmad Darmawan.
Padahal, dua tim yang bakal dihadapi tim double winners adalah Persita Tangerang (1/3) dan Persijap Jepara (5/3). Secara umum, Pendekar Cisadane (julukan Persita), mungkin bisa diimbangi (bahkan dikalahkan). Tapi, belum tentu dengan Persijap.
Sebab, tim asuhan Junaidi paling konsisten sepanjang musim 2008/2009 ini. Mereka jarang kalah dikandang sendiri, Stadion Gelora Bumi Kartini. "Jujur, kami tidak punya recovery maksimal. Betapa lelahnya anak-anak. Semoga saja spirit mereka tidak kendor," sambung pelatih asal Metro, Lampung.
Beruntung Rahmad masih punya Dede Sulaiman. Kiper 22 tahun dipastikan jadi pilihan utama. Terlebih, performanya sangat apik. "Saya mohon pada suporter, tolonglah dukung Dede (Sulaiman). Bagaimanapun, dia itu kiper bagus. Pernah dipanggil timnas pula," pintanya.
Menurut Rahmad, dirinya bekerja ekstra untuk mengembalikan kepercayaan diri Dede Sulaiman, pasca "blunder" saat dikalahkan Persija Jakarta 1-2 pada 5 Agustus 2008.
Toh, menurutnya, itu manusiawi. Dirinya hanya berharap sikap netral. Selama ini dirinya heran, mengapa hanya karena satu kesalahan, Dede kerap dicemooh. Giliran Ferry yang kebobolan (bisa lebih dari dua gol), supporter malah adem ayem.
"Saya selalu beri spirit pada Dede. Kamu itu bandel...! Kamu itu bisa...! Kamu itu kiper tangguh...!. Tapi, jujur saya sangat kecewa dengan sikap suporter selama ini," sesal ayah Febia Aldina Darmawan dan Ravaldi Darmawan.
Kualitas Dede memang tidak terlalu timpang dengan Ferry. Bedanya, hanya soal kesempatan saja. Toh, musim 2007 lalu, kiper PSDS Deli Serdang musim 2006, tampil brilian.
Ingat, putaran I musim 2007 lalu saat SFC away lawan PSMS Medan? Dede sukses mengatasi striker Ayam Kinantan (julukan PSMS) saat itu, seperti Saktiawan Sinaga dan James Koko Lomel. "Beberapa kali Dede (Sulaiman) melakukan penyelamatan gemilang. Di away ini, jujur saya akan turunkan dia sebagai starter. Jadi, tolong dukunganya," pungkasnya. (mg2)

Sama-Sama Dikalahkan Wasit


KINERJA wasit M Syueb (Surabaya) dan dua asisten wasit Sunaryanto dan Winarto, dinilai tidak memuaskan. Baik Sriwijaya FC maupun Persib Bandung, sama-sama tidak puas. Coach SFC Rahmad Darmawan dan coach Persib Jaya Hartono pun sama-sama berkomentar pedas.
Rahmad menyesalkan dua peluang gol timnya dianulir. Yaitu via Benben Berlian menit ke-12' dan via Budi Sudarsono yang diganjal di kotak penalti oleh defender Persib Nova Arianto menit ke-71'.
Jaya lebih meradang lagi. Dua kali pemainnya menciptakan gol. Dua kali pula dianulir wasit M Syueb. Masing-masing via Christian Gonzales menit ke-21' dan Hilton Moreira menit ke-71'. "Saya tidak bisa lagi menggambarkan bagaimana cara wasit memimpin. Semoga Dia melihat rekaman pertandingan. Pelototi dalam-dalam. Itu sama sekali tidak off side," ketus Jaya menggerutu.
Rahmad apalagi. Meski alergi, tapi pelatih 42 tahun tidak ketahanan juga mengomentari wasit. "Jelasnya, baik kami maupun Persib sama-sama kecewa. Sebab, kami juga seharusnya punya dua gol lagi," tendas Rahmad.
Meski mulai panas, tapi situasi di Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ) tetap kondusif. Tapi tak urung, sumpah serapah dan caki maki, bertubi-tubi ke wasit dan tiga asistennya. Komisi Disiplin (Komdis) PSSI belum bereaksi. Mereka akan menunggu laporan dari pihak yang merasa dirugikan. Terutama tim kalah, Persib Bandung. Tapi, bukan berarti SFC juga tinggal diam. "Kami akan pelajari. Tapi, tentu harus ada laporannya. Jika memang bersalah, tentu ada aturan khusus yang menanganinya," terang Ketua Komdis Hinca Panjaitan.
Ketidakpuasan terhadap wasit, mengingatkan pada kerusuhan di Kediri, pada Rabu, 16 Februari 2008. Stadion Brawijaya dibakar hangus oleh Aremania-suporter Arema, yang tidak puas dengan kinerja wasir Djajat Sudrajat.
Tiga gol Arema yang bersarang ke gawang Persiwa Wamena dianulir. Masing-masing via Patricio Morales (2 gol) dan Emile Mbamba (1 gol). Pertandingan ini pun dibatalkan. Diteruskan di Gelora Delta Sidoarjo, sepekan kemudian. (mg2)

Sriwijaya Libas Maung Bandung


Copa Indonesia

VIVAnews - Sriwijaya FC memang pantas menyandang predikat juara bertahan Copa Indonesia. Pada leg 1 babak 16 besar Copa Indonesia 2008/2009, Laskar Wong Kito berhasil menaklukkan tim elit Persib Bandung 3-1.

Bertanding di Stadion Gelora Jakabaring, Kamis, 26 Februari 2009, tim besutan Rachmad Darmawan ini mendapat modal bagus guna menjalani laga leg 2 di kandang Maung Bandung, Si Jalak Harupat, 12 April 2009 mendatang.

Dalam duel yang disiarkan langsung oleh tvOne ini, Sriwijaya memang terlihat unggul dalam kualitas pemain. Menariknya, duel ini juga menjadi reuni duo eks Persik Kediri: Budi Sudarsono dan Christian "El Loco" Gonzales.

Di babak pertama, Sriwijaya langsung unggul cepat lewat gol Charis Yulianto. Berawal dari sepak pojok Isnan Ali, bek timnas Merah Putih ini berhasil melepaskan tandukan terukur guna menaklukkan kiper Persib, Tema Mursadat.

Sriwijaya kembali memperbesar keunggulan atas Maung Bandung di menit 10. Diawali aksi individu di dalam kotak penalti, Budi "Si Ular Piton" Sudarsono berhasil melepaskan tembakan keras sekaligus membuat Sriwijaya unggul 2-0.

Stadion Jakabaring kembali bergemuruh setelah Keith Kayamba Gumbs berhasil mencetak gol ketiga di menit 39. Budi kembali menjadi aktor di balik gol Gumbs.

Umpan terukur Si Ular Piton di sisi kanan pertahanan Persib berhasil disudahi dengan tandukan keras Gumbs. Hingga akhir babak pertama, Sriwijaya masih unggul 3-0 atas Persib.

Memasuki babak kedua, pelatih Persib, Jaya Hartono, melakukan penyegaran dengan memasukkan Atep dan menarik ke luar Eka Ramdani. Perubahan itu ternyata membuahkan hasil.

Pergantian di kubu Persib langsung direspon Rachmad Darmawan dengan memasukan darah segar, Wijay dan M Nasuha.

Perlahan namun pasti, Persib mulai mampu mengimbangi permainan Laskar Wong Kito. Namun, hingga pertandingan memasuki menit 80, Persib tetap gagal menembus pertahanan Sriwijaya.

Namun di menit ke-86, Persib akhirnya berhasil memperkecil ketinggalan lewat Hilton Moriera. Striker kesayangan Jaya Hartono ini berhasil melepaskan temabakan keras di kotak penalti yang gagal diselamatkan Dede Sulaeman. Kedudukan ini tidak berubah hingga pertandingan usai.
• VIVAnews

Rabu, 25 Februari 2009

Rahmad Andalas, Jaya Jawa Dwipa


COACH Sriwijaya FC Rahmad Darmawan dan coach Persib Bandung Jaya Hartono punya kesamaan. Yaitu sama-sama lahir di Sumatera alias ranah Andalas. Rahmad lahir di Metro, Lampung, 26 November 1966. Jaya lahir di Medan. Sumut, 20 Oktober 1963. Dari segi usia, Rahmad memang lebih muda tiga tahun.
Kesamaan lain, keduanya sama-sama pelatih berprestasi. Tapi, ekspansi keduanya beda. Rahmad sukses di luar Jawa. Tepatnya saat jadi juara bersama Persipura Jayapura edisi 2005. Serta 2007 bersama SFC Sumsel dengan trofi double winners (juara Liga Indonesia XIII dan Copa Dji Sam Soe Indonesia III).
"Bang Jaya pandai meracik tim. Strateginya susah ditebak," ungkap Rahmad.
Sementara, Jaya justru moncer di ranah Jawa Dwipa. Tapi, hanya sekali trofi juara. Itu diraih saat menangani Persik Kediri edisi 2003. Lainnya, tidak ada. Tapi, Jaya justru moncer sebagai pemain.
Catatan berbagai sumber, Rahmad masih kalah tenar dibanding Jaya. Berbagai "situs pencari" pun lebih banyak memuat profil Jaya ketimbang Rahmad.
Di antaranya, Jaya pernah membawa timas masuk semifinal Asian Games 1986. Serta emas di SEA Games 1987. Sebagai pemain, berbagai sumber juga mencatat Jaya bersama Niac Mitra menjadi juara kompetisi Galatama pada tahun 1987.
Tapi, jangan lupa. Secara individu, Rahmad adalah Raja Copa Dji Sam Soe Indonesia. Buktinya ada. Pria berlatar militer sudah mengenakan cincin emas, simbol raja yang diraihnya pada 5 November 2008 lalu.
Penahbisannya pada 5 November 2008. Sekitar 90 menit sebelum mengalahkan Arema Malang di ekshibisi CDSSI IV. Jelasnya, dari segi status Rahmad lebih kharismatik ketimbang Jaya Hartono.
"Semua tahu siap Rahmad Darmawan. Tiga trofi juara adalah bukti kapasitasnya sebagai pelatih cerdas," tukas Jaya. (mg2)

Sindrom Laga Perdana


TIGA musim terakhir, Sriwijaya FC melakoni aral di awal Copa Dji Sam Soe Indonesia (CDSSI). Di babak awal saja, tim berjuluk Laskar Wong Kito, nyaris tergelincir.
Ingat CDSSI III musim 2007 lalu? Tim asuhan Rahmad Darmawan nyaris disingkirkan saudara sendiri, PS Palembang. Di Leg ke-1 babak 64 besar (14/5/07), SFC hanya bermain imbang 3-3. Beruntung di leg ke-2 menang tipis 2-1. Mereka pun lolos 32 besar setelah unggul agregat 5-4.
Lebih miris, justru terjadi di CDSSI II edisi 2006. SFC yang kala itu dipoles Suimin Diharja (sekarang Persikabo Bogor) langsung disingkirkan PSMS Medan agregat 1-5.
Di leg ke-1 (17/5/2006), SFC kalah away 1-3. Sementara, leg ke-2 di kandang sendiri Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ) pada 4 Juni 2007, malu dengan 0-2. Sedang CDSSI I edisi 2005, SFC hanya sebatas babak 32 besar. Kendati menang agregat 7-0 atas PS Palembang di babak 64 besar. Akan tetapi, di 32 besar dipecundangi Semen Padang agregat 2-1.
Jelasnya, statistika SFC setiap melakoni laga perdana CDSSI selalu kurang menggembirakan. Itu fakta kalau melihat hasil yang disebutkan tadi. Besok (26/2), Isnan Ali dkk akan melakoni laga perdana.
"Tapi, aromanya berbeda. Kami langsung lolos 16 besar. Berarti jalan menjadi juara sudah terbentang lebar. Tinggal kemauan anak-anak untuk meraihnya atau tidak," tukas coach Rahmad Darmawan, kemarin (24/2).
Badan Liga Indonesia (BLI) memang memberi reward pada SFC. Yaitu langsung lolos besar. Tapi, reward juga diberikan pada Persipura Jayapura, Persija Jakarta, dan Pelita Jaya sebagai semifinalis CDSSI III musim 2007 lalu.
Sindrom laga perdana, kerap menjangkiti SFC. Tak hanya di CDSSI, tapi juga di Indonesia Super League (ISL) dan divisi utama Liga Indonesia (Ligina) tahun-tahun sebelumnya.
Awal Ligina 2007 lalu, SFC kalah 0-1 dari Persik Kediri (10/2/07). Demikian Ligina 2006, kalah 1-2 dari Persija Jakarta (14/1/06). Termasuk Ligina edisi 2005, saat dikalahkan 0-1 dari Persikota Tangerang (5/3/2005).
"Tak ada dampak negatif dari statistika tersebut. Justru itu akan menjadi pelecut semangat anak-anak. Saya tahu, Sriwijaya akan memenangkan laga ini," timpal Direktur Utama PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Dodi Reza Alex. (mg2)

Adu Tajam si Piton versus El Loco


USAI drawing babak 16 besar, Selasa 10 Februari lalu, tensi Copa Dji Sam Soe (CDSSI) IV terus memanas. Khususnya perseteruan dua raksasa, Sriwijaya FC versus Persib Bandung, yang bertemu di babak 16 besar.
Tapi, duel ini tak sekadar perang dua tim juara. Tapi, perang skill antara winger/striker SFC Budi "si Piton” Sudarsono dengan striker Persib, Christian "El Loco" Gonzales.
Dari torehkan gol musim ini, El Loco jauh lebih unggul. Pemain kelahiran Uruguay, 30 Agustus 1976 meraup 17 gol di Indonesia Super League (ISL). Sekaligus menyandang predikat top skor sementara. 13 Gol di antaranya saat berbaju Persik Kediri.
Berbeda dengan si Piton. Pria kelahiran Kediri, Jatim, 19 September 1979, belum mencetak gol, sejak kali pertama mengenakan jersey Laskar Wong Kito (julukan SFC), tepatnya Senin, 29 Desember 2008.
Tapi, belum tentu di laga kali ini. Sebab, assist aduhai Budi memberi kredit poin. Terakhir, memberi dua assist gol saat mengalahkan Persik 2-1 pada Senin, 16 Februari lalu. Sedangkan, paruh musim berbaju Persik, si Piton hanya mengemas 4 gol. Satu gol saat imbang 1-1 lawan PSMS (6/9/08). Satu gol lagi saat menghajar Persiba 3-1 (13/9/08). Serta dua gol saat mempermalukan Persija 3-1, pada 26 September 2008.
Duel pribadi, karena kedua pemain sama-sama senasib. Yaitu jadi "buangan", akibat badai krisis financial yang melanda tim berjuluk Macan Putih. Padahal, empat musim keduanya bersama. Tapi, kini menjadi "musuh".
"Budi (Sudarsono) akan menjadi kunci pertama meredam Christian Gonzales. Dia lebih banyak tahu bagaimana mengatasi bahaya heading dan kaki Gonzales," tugas manajer SFC Baryadi.
Budi sendiri hampir pasti menghiasi starting eleven. Sebab, assist (dan golnya), sangat dibutuhkan." Saya akan jawab kepercayaan pelatih. Kemenangan tim diatas segala-galanya," tegas Budi.
El Loco sedang dirasuki fighting spirit tinggi. Tiga gol sejak memperkuat Persib, buktinya kepiawaiannya. Bahkan, suami Eva Siregar sudah berkoar bahwa tahu kelemahan Budi Sudarsono.
"Saya kenal lama dengannya. Jadi, Dia tahu bagaimana saya. Tapi, saya juga tahu bagaimana dia," tugas Gonzales.
Menjadi attention khusus, El Loco memang paling tajam. Tiga musim berturut menjadi top skor Liga Indonesia. Musim 2005 mencetak 25 gol. Musim 2006 bertambah menjadi 29 gol. Bahkan, musim 2007 lalu mencetak 31 gol. Jelasnya, pemain yang mengawali karier pro bersama AC Penarol (Uruguay) edisi 1998-1991, selalu mencetak angka dua digit.
"Saya merasa bahagia, karena saya bisa bermain kembali. Bersama Persib, tentu ambisi saja jadi juara. Kondisi tim dan pemain, sangat mendukung sekali," pungkas El Loco.
Yah, El Loco memang diberi "grasi" oleh ketua umum PSSI Nurdin Halid. Sebelumnya, pemain yang kali pertama merumput di Indonesia bersama PSM Makassar pada 2003 dan 2004, diskorsing setahun. Itu setelah ketahuan memukul midfielder PSMS Erwinsyah pada ISL, November 2008 lalu.

Forsir Kemenangan


Besok (26/2), Sriwijaya FC v Persib

PALEMBANG - Langsung lolos babak 16 besar Copa Dji Sam Soe Indonesia (CDSSI) IV adalah berkah bagi Sriwijaya FC (SFC). Sebab, tim berjuluk Laskar Wong Kito, tidak perlu repot menjalani CDSSI IV dari awal babak 64 besar.Berbeda dengan Maung Bandung, julukan Persib, yang harus berhadapan dengan dua tim. Tapi, skuadra Jaya Hartono akhirnya bisa mulus ke-16 besar. Itu setelah mereka memang agregat 4-2 atas PSDS Deli Serdang. Selain itu juga menang agregat 2-1 atas Persires Rengat.Kini, kedua raksasa langsung “baku hantam” di leg ke-1 babak 16 besar CDSSI IV. Duel ini sendiri digelar di Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ). (Rencana siaran live TVOne, mulai pukul 15.30 WIB).Hingga kini, Coach SFC Rahmad Darmawan masih merahasiakan siapa tiga asing yang bakal jadi starter. Pelatih berusia 42 tahun ini baru akanmengungkapkannya sehari sebelum super big match digelar. “Itu bagian dari strategi tim. Kalian mungkin bisa menebak-nebak. Tapi, bisa saja saya akan turunkan formasi baru,” cetus Rahmad Darmawan, kemarin (23/2).

Banyak yang memprediski, trio asing yang jadi starter adalah Ngon a Djam, Zah Rahan Krangar, dan Keith Kayamba Gumbs. Sebab, ketiganya adalah trio asing yang akan tampil di Liga Champion Asia (LCA), Selasa, 10 Maret mendatang.
Alasannya klise. Rahmad pasti akan memforsir kemenangan. Sebab, status mereka home alias main di kandang sendiri. Mereka juga mencari modal gol sebanyak-banyaknya. Alasan lain, untuk pemanasan bagi trio berjuluk Ka-Zah-Ngon, untuk menghadapi Seoul FC.
Sementara itu, dua asing lain Obiora Richard dan Tsimi Jacques Joel Patrick bakal diparkir. Alasannya, kondisi Obiora tidak fit seratus persen. Karena, punggung pemain asal Nigeria tersebut belum pulih pasca membentur tiang gawang saat SFC mengalahkan Persik Kediri 2-1 pada Senin, 16 Februari lalu.
Sementara Tsimi Jacques, masih ada defender lokal yang bisa mem-back up-nya. Toh, tim double winners punya Slamet Riyadi dan Syafruddin. Bisa juga defender anyar Mauli Lessy.
“Jujur, kami ingin memforsir kemenangan di leg ke-1. Itu akan memudahkan kami saat menjalani leg ke-2 di Bandung pada 14 Maret mendatang. Tapi, soal strategi, saya masih menutup rapat,” sambung pelatih asal Metro, Lampung ini.
Kemenangan memang penting. Tak hanya Rahmad, para punggawa SFC pun siap habis-habisan. Toh, menjadi juara CDSSI IV adalah salah satu kampanye musim 2008/2009. “Kami tahu, Persib perlahan mulai menunjukkan konsistensinya. Namun, kami tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan,” terang defender SFC Charis Yulianto.
Nada menantang juga dilontarkan Coach Persib Jaya Hartono. Pelatih kelahiran Medan, Sumut, 20 Oktober 1963, ini tidak mau sekadar pasang badan. Trio asing yang diturunkannya Christian Gonzales (striker), Hilton Moreira (striker), dan Nyeck Nyobe Georges Clement (defender), menujukkan bukti mereka juga akan bermain ofensif. “Kondisi tim sangat bagus. Toh, kami tetap harus kerja keras untuk mengalahkan Sriwijaya,” tukas Jaya.
Di laga ini, Jaya tidak membawa Lorenzo Cabanas (midfielder) dan Fabio Alves Bastos (striker). Menurutnya, peran kedua asing tersebut bisa diganti. Untuk menambah daya dobrak duel Gonzales-Hinton, bisa dengan memasukkan Zaenal Arief. Sedangkan Lorenzo Canabas, bisa dicover Siswanto atau Atep. “Itu sesuai kebutuhan tim. Mencuri poin, itu target realistis kami,” lanjut pemain timnas era 1986-1990 ini.
Soal pemain lokal, Jaya termasuk selektif. Bahkan, dia juga berani memarkir Salim Alaydrus, pemain yang selama ini menghiasi starting line up. Termasuk tiga lokal lagi yang absen, yaitu Edi Kurnia (kiper), Chandra Yusuf, dan Orwan Wijasmara. Total punggawa yang mereka bawa 19 pemain.
“Saya belum berani memutuskan pemain mana saja yang tampil. Itu akan ditentukan setelah kami uji coba lapangan,” pungkas pelatih yang 2007 lalu menukangi Deltras, Sidoarjo. (mg2)
MER-C PEDULI PALESTINA